Thursday 31 October 2013

Pak Boros Sang Pengrajin Kerang

Adalah seorang pengrajin kerang bernama Pak Boros, dalam kesehariannya selalu berkutat dengan kerang. Di tangannya, kerang tidaklah hanya sekedar kerang. Pak Boros menyulapnya menjadi berbagai pernak-pernik bernilai jual lebih tinggi. Saat kami -Pencerah Nusantara Karawang- berkunjung ke “gubuk”nya di jajaran kios wisata Pantai Tanjung Pakis Karawang, beliau pun sedang bermain dengan  kerang-kerang berbagai bentuk dan warna. Begitu cepat dan rapi hasil kerjanya, dipilihnya kerang-kerang yang seukuran, dicelupkan ke dalam lem, dan disusunnya satu demi satu hingga menjadi ornamen penghias cermin. Pak Boros memang memiliki bakat seniman, hanya dengan bermodalkan imajinasi yang baik susunan kerang tersebut cantik dilihat. Tak ada plot atau penuntun pola yang digunakan. Saat itu, kami juga berkesempatan mencoba menyusun kerang dan ternyata tidak mudah. Pemberian lem nya harus tepat agar bisa melekat dengan baik namun juga tidak belepotan.
Pak Boros dan Kesibukannya
Selain cermin, Pak Boros juga membuat hiasan dinding, jam, patung, aksesoris, tirai, dan masih ada banyak lainnya yang semuanya berasal dari kerang. Pak Boros mulai mencicil pembuatan berbagai barang tersebut untuk memenuhi kebutuhan liburan Tahun Baru. Memang saat liburan, Pantai Tanjung Pakis akan penuh pengunjung terutama libur Lebaran dan Tahun Baru. Souvenir buatan Pak Boros akan menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Harganya cukup terjangkau mulai dari lima ribu rupiah bisa mendapatkan aksesoris cantik dari kerang. Dan saat akan pulang, kami pun diberinya kalung dan gelang yang terbuat dari kerang sebagai buah tangan. Terima kasih Pak Boros, teruslah berkarya dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
09/01/2013

Yuk Pesiar ke Tanjung Pakis!

Pantai Tanjung Pakis
 Kalau sebelum ini belum pernah dengar tentang Tanjung Pakis, mungkin setidaknya pernah ingat ada berita tentang paus terdampar sekitar pertengahan tahun 2012 kemarin. Paus ini tidak salah memilih tempat mendamparkan diri. Bagaimana tidak? Pantai ini cukup cantik, seperti memiliki private beach di ujung utara Kabupaten Karawang hehe.. Dan kami pun, Pencerah Nusantara Karawang, tidak berkeberatan terdampar setahun di wilayah ini.
Pantai Tanjung Pakis dapat dicapai sekitar 3 jam dari Jakarta. Ada 2 jalur yang dapat ditempuh menuju Tanjung Pakis. Yang pertama, melalui rute Jakarta-Kawarang ke arah Rengasdengklok. Naiklah bus dari Jakarta dan turun di terminal Tanjung Pura Karawang, lalu berganti dengan angkutan kota ke arah Rengasdengklok. Setelah itu naik angkutan pedesaan ke Batujaya dan dilanjutkan dengan ojek sampai ke Pantai Tanjung Pakis. Total biaya yang diperlukan untuk transportasi dari Jakarta melalui rute ini sekitar 75 ribu rupiah. Rute lain yang dapat dipilih adalah melalui Cikarang. Dari Jakarta pilihlah bus ke arah Terminal Cikarang, lalu perjalanan dilanjutkan dengan angkutan mobil elf menuju Batujaya dan berganti dengan ojek sampaike Pantai Tanjung Pakis. Jika memilih jalur ini pun perkiraan total biaya yang diperlukan hampir sama dengan melalui Karawang.
Barisan Pohon di Sepanjang Pantai
Setelah mencapai Pantai Tanjung Pakis, Anda dapat bermain di pantai sepuasnya, mencoba banana boat, dan tidak ketinggalan wisata kuliner. Ada banyak warung di sekitar pantai yang menyajikan menu makanan laut mulai berbagai macam ikan, cumi, udang, dan sebagainya. Jika ingin berenang di pinggir laut juga tidak masalah karena terdapat fasilitas kamar bilas yang bisa ditemui di berbagai sudut Pantai Tanjung Pakis. Lelah selama perjalanan menuju pantai dan masih ingin menikmati keindahan pantai lebih lama lagi? Anda bisa menginap di pondokan Bia Bio tanpa harus membayar mahal, cukup Rp. 200.000 rupiah per malam dengan fasilitas kamar ber-AC yang bersih. Sebelum pulang, Anda juga bisa membeli buah tangan berupa kerajinan kerang yang dijual di kios Pak Boros atau memborong ikan asin dan terasi hasil produksi lokal masyarakat Tanjung Pakis. Dalam perjalanan meninggalkan pantai, ada timun apel yang juga bisa dibeli sebagai oleh-oleh. Timun apel ini merupakan hasil perkawinan timun dan apel yang bentuknya menyerupai melon kecil tapi ada rasa apelnya. Patut dicoba.
14/01/2013

Jengkol dan Kesehatan

Tinggal di Pakisjaya membuat kami, Pencerah Nusantara Karawang, menjadi akrab dengan jengkol yang memiliki nama beken jengky ini. Setiap hari di pasar dan di warung, kehadiran si jengky pasti tak ketinggalan. Mulai semur jengkol sampai keripik jengkol pun ada. Bagi masyarakat Jawa Barat, jengkol adalah makanan yang senantiasa dirindukan karena keunikan rasanya. 
Jengkol
Dibalik aromanya yang menyengat, jengkol ternyata menyimpan banyak manfaat untuk kesehatan. Berikut ini adalah manfaat jengkol untuk kesehatan.
  1. Protein
Protein yang terkandung dalam makanan berbau khas ini ternyata cukup tinggi yaitu 23,3 gram dari 100 gram bahan. Nilai protein nabati ini lebih tinggi dari makanan lain seperti kedelai dan kacang hijau. Protein akan mengganti sel-sel yang sudah using di tubuh kita, membentuk jaringan baru, berperan dalam sistem hormon, membentuk kecerdasan, dan lain-lain. Banyak sekali manfaat yang bisa kita dapat dari konsumsi makanan tinggi protein.

  1. Zat besi
Zat besi tentu sangat dibutuhkan oleh tubuh kita dalam pembentukan hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksia. Oleh sebab itu, mineral ini sangat penting dalam pernafasan sel tubuh. Jika anda kekurangan zat besi, maka pengangkut oksigen akan berkurang sehingga tubuh menjadi lemas, lesu, pucat, dan lemah. Coba bayangkan kalau anda tidak bernafas selama 10 menit, pasti akan lemas dan sedikit megap-megap. Seperti itu juga gambaran pernafasan sel kita yang kekurangan oksigen. Jengkol mengandung 4,7 gram zat besi per 100 kg bahan. Jadi, makan jengkol bisa membuat hidup Anda lebih bergairah.

  1. Kalsium
Kadar kalsium dalam jengkol adalah 140mg/100g bahan. Kalsium akan menjaga tulang anda dari pengeroposan. Makanan ini juga baik dikonsumsi ibu hamil dan menyusui yang membutuhkan kalsium dalam jumlah besar.

  1. Fosfor
Fungsi fosfor hampir sama dengan kalsium yaitu menjaga kesehatan tulang dan gigi. Jumlah fosfor dalam jengkol sekitar 166,7mg per 100 gram bahan. Mari kita cegah gigi berlubang dan pengeroposan tulang dengan konsumsi jengkol.

  1. Vitamin
Vitamin yang bisa ditemukan dalam makanan berwarna kecoklatan ini antara lain vitamin A, B1, B2, dan C. Kandungan vitamin A pada jengkol sekitar 658mg/100 gram bahan. Vitamin A akan membantu menjaga kesehatan mata. Vitamin B2 akan membantu penyerapan protein, sedangkan vitamin B1 menjaga kepekaan saraf. Jengkol mengandung 80 mg vitamin C tiap 100 gramnya. Vitamin C adalah antioksidan yang akan melawan radikal bebas dalam tubuh sekaligus penangkal virus dan bakteri. Selain itu vitamin C juga berperan dalam penyerapan zat besi. Jadi mengkonsumsi jengkol bisa mengoptimalkan kadar hemoglobin darah karena mengandung zat besi sekaligus vitamin C.
Setelah mengetahui beberapa manfaat jengkol, maka penggemar makanan ini bisa sedikit tersenyum. Jengkol memang makanan kontradiktif yang bernilai gizi tinggi sekaligus mengganggu lingkungan dengan baunya. Bau tak sedap dari jengkol ini berasal dari sulfur yang terkandung dalam asam amino. Saat dikunyah, jengkol akan menjadi komponen kecil yang menyebarkan bau tak sedap.
Nah, untuk bisa mengambil manfaat makanan yang satu ini, perlu pengolahan yang benar. Tipsnya adalah rendam jengkol dalam air selama 24 jam sebelum dimasak. Setelah itu rebus sampai jengkol lunak. Sebaiknya ganti air rebusan beberapa kali untuk hasil maksimal. Cara ini tidak bisa menghilangkan 100% bau jengkol, namun cukup mengurangi efek baunya.
Anda bisa juga mengurangi bau jengkol dengan menggosok gigi setelah memakannya, serta makan makanan lain yang berbau segar seperti mint dan buah. Karena jengkol juga menimbulkan bau pada air seni, maka anda harus memastikan WC sudah bebas bau jengkol sebelum meninggalkannya. Sekarang anda dapat menikmati jengkol, mengambil manfaatnya sekaligus mengurangi efeknya.
written at 9/1/2013

Monday 28 October 2013

Puskesmas Pakisjaya: Rumah Baru Tempat Kami Berbagi

PN 1 dan 2 di Depan Puskesmas Pakisjaya
Puskesmas Pakisjaya merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Puskesmas Pakisjaya yang beralamatkan di Jalan Pasar Cabang Desa Tanjung Bungin Kecamatan Pakisjaya memiliki potensi yang besar sebagai tempat pelayanan kesehatan karena terletak di pesisir utara dan berjarak 70 km dari RSUD Karawang sehingga masyarakat dapat mempergunakan fasilitas kesehatan ini daripada harus berjauh-jauh ke kota.
Saat ini Puskesmas Pakisjaya memberikan pelayanan rawat jalan, pemeriksaan kehamilan, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak setiap Senin sampai dengan Sabtu pada jam kerja. Dengan status puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar), Puskesmas Pakisjaya memberikan pelayanan persalinan 24 jam yang ditolong oleh bidan-bidan terlatih dan berpengalaman. Selain itu, ada juga pelayanan USG setiap Rabu, imunisasi setiap Rabu dan Jumat, pemeriksaan laboratorium, serta skrining dan pengobatan TBC. Dan sebagai pusat kesehatan masyarakat, Puskesmas Pakisjaya menyelenggarakan senam bersama yang terbuka untuk umum setiap Jumat jam 7 pagi sampai dengan selesai.
Bagian dalam Puskesmas
Puskesmas Pakisjaya memiliki 39 orang pegawai yang terdiri dari 15 orang PNS, 8 orang PTT, dan 16 orang tenaga sukarelawan. Berdasarkan profesinya, pegawai Puskesmas Pakisjaya terdiri dari 1 orang kepala puskesmas, 1 orang kepala sub bagian TU, 2 dokter umum, 16 orang bidan, 13 orang perawat, 1 orang gizi, 1 orang juru imunisasi, 1 orang pekarya, 1 orang sopir, 1 orang keamanan, dan 1 orang kebersihan. Bersama dengan Pencerah Nusantara Team Karawang, Puskesmas Pakisjaya akan terus berbenah dan memaksimalkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.

Q-Rangers: Semangat tanpa Batas!

 
Pencerah Nusantara Karawang: Ardi, Ninung, Hamra, Tyas, Andika

Setelah melewati perjalanan yang penuh kenangan (mulai dari jalanan macet ibukota, jalan bebas hambatan, masuk kota Karawang yang sedikit macet, hingga jalan ‘goyang karawang’ di Kecamatan Pakisjaya) sampailah kami di basecamp PN Karawang. Kami disambut kakak-kakak PN1, ada Kak Stef, Mba Zuni, Kak Sindi, dan Mas Aji.
Oke, here we are... Pencerah Nusantara #teamKarawang angkatan kedua yang menyebut dirinya sebagai Q-Rangers. Seperti tim-tim yang lain, kami terdiri dari 5 orang, ada dr. Ardi, perawat Tyas, bidan Hamra, Dika dan Ninung sebagai pemerhati kesehatan. Berikut adalah profil singkat kami.

1. Ardi Fredi – Dokter Umum

Dokter asal FK UKRIDA angkatan 2003 ini lahir di Pontianak, 4 Oktober 1985, besar di kota kelahirannya hingga SMU dan melannjutkan perguruan tingginya di Jakarta. Bekerja sebagai dokter PTT daerah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, bertugas sebagai dokter jaga di RS PRATAMA dan bekerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan Sintang sebagai dokter klinik pada tahun 2011 – 2013. Suka mancing, berburu, dan bertualang. “Selalu mengucapkan syukur”, itu kata-kata yang selalu ditanamkan dalam pikirannya. 

2. Evi Prihatiningtyas – Perawat
 Evi Prihatiningtyas, biasa dipanggil “tyas”, lahir di Lumajang pada tanggal 2 maret 1988. Menyelesaikan pendidikan diploma 3 keperawatan di Akademi Keperawatan Pemkab Lumajang dengan gelar Ahli madya keperawatan. Perempuan tangguh, aku sering disebut begitu, perawakan kecil tak menghalangiku melakukan segala hal, tidak pula dapat membendung mimpi-mimpiku yang melayang tinggi, pun tak dapat menghentikan kakiku tuk terus berlari mengejar segala mimpi itu. Menyerah tak pernah ada dalam kamus hidupku, mengantarkan pada segala pencapaianku. Praja muda karana mengawali berkobarnya merah putih di dadaku, Saka Bhakti Husada mengalirkan darah keperawatan. Masa remaja habis dalam medan laga, meraih berbagai penghargaan dan mengikuti segala macam organisasi dan kegiatan. Kini di awal dewasaku saatnya melakukan sesuatu untuk negeri, bersama Tim Pencerah Nusantara ku ingin wujudkan itu. 

 3. Nurasma Hamrayati - Bidan

Jakarta adalah tempat kelahiranku, setelah 19 tahun kemudian aku menginjaknya lagi berkat Pencerah Nusantara. Aku lahir tanggal 27 September 1991 dan terlahir sebagai sosok yang menyukai petualangan dan sosialisasi di lapangan. Akhir pendidikanku dan berbagai aktivitas organisasiku dihabiskan di jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Padang tahun 2012, yang telah membawaku menjadi seorang bidan junior yang masih minim pengetahuan dan pengalaman. Hari-hari kosong aku isi dengan berbagai kegiatan menjadi seorang relawan medis dan non medis di beberapa organisasi seperti Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Pekanbaru, Rumah Zakat Padang, serta menjadi Inspirator di Kelas Inspirasi Padang. Dari berbagai organisasi inilah yang memperkenalkanku untuk menjadi seorang pencerah nusantara. Disinilah aku mulai mewujudkan cita-cita dan harapanku serta bertekad  untuk ikut dalam perubahan Indonesia yang lebih sehat.

4. Andika – Pemerhati Kesehatan

 Pemerhati Kesehatan asal Universitas Hasanuddin Makassar, Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Epidemiologi Angkatan 2006.  Lahir di Amparita, 07 Mei 1987, Kabupaten Sidrap Provinsi Sulawesi Selatan. Ia Mulai berpetualang selepas SMA tahun 2006  dengan melanjutkan kuliah di Kota Makassar tahun 2010. Setelah kuliah ia memulai pengalaman kerjanya sebagai Fasilitator Desa Siaga Program DHS-2 (Second Decentralized Health Service) di Kementerian Kesehatan Wilayah Provinsi Sulawesi Barat Pada tahun 2011. Tahun 2012 ia kembali memulai kariernya sebagai Fasilitator Kesehatan program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) di Kementerian Pekerjaan umum Wilayah Provinsi Sulawesi Barat dan akhirnya menjadi Pencerah Nusantara Tahun 2013.

5. Siti Nurokhmah – Pemerhati Kesehatan

Alumni Program Studi Gizi FKM UI angkatan 2009 yang biasa dipanggil Ninung ini lahir pada 8 Mei 1991 di Kebumen. Setelah menamatkan jenjang SMA-nya, sulung dari dua bersaudara ini melanjutkan kuliah di Kampus UI Depok. Semasa kuliah, pernah terlibat sebagai pengurus di ILMAGI, NURANI FKM UI, KSM EP UI, dan SALAM UI. Selain itu, ia juga berkesempatan ambil bagian dalam program Kuliah Kerja Nyata UI di daerah perbatasan RI-RDTL pada tahun 2012. Kuliah di Gizi dan K2N merupakan pengalaman berharga yang mengantarnya bergabung di Pencerah Nusantara selepas lulus pada Juli 2013 ini. 

Meskipun kami berasal dari daerah dan kampus yang berbeda, kami akan selalu berusaha untuk memahami masing-masing anggota dan ber#semangattanpabatas untuk Pakisjaya!


Saturday 26 October 2013

PN Batch #2: Sepenuh Hati Mengabdi untuk Indonesia yang Lebih Cerah!

Pencerah Nusantara Angkatan Kedua bersama Koordinator Program; Ibu Diah Saminarsih
Dalam rangka percepatan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs menginisiasi beberapa program terkait dengan bidang kesehatan, salah satunya adalah Pencerah Nusantara (PN). Program ini telah berjalan satu tahun terhitung Oktober 2013 dengan menerjunkan tim yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan pemerhati kesehatan di tujuh wilayah penempatan.
Mereka yang telah terjun ke tujuh penempatan itu, yaitu para pencerah angkatan pertama, telah ditarik dari wilayah penugasan pada tanggal 24 Oktober 2013. Untuk setahun ke depan, tujuh titik penempatan itu akan diisi oleh para pencerah angkatan kedua. Sama halnya dengan angkatan pertama, PN angkatan kedua juga menjalani beberapa tahapan sebelum akhirnya berkontribusi di penempatan yang telah ditentukan.
Proses Seleksi Angkatan Kedua
Tahap pertama yang wajib dilalui oleh para calon pencerah adalah pendaftaran via online. Mengisi riwayat hidup dan beberapa pertanyaan dalam bentuk essai singkat. Dari sini, ada 139 yang dinyatakan lolos.
Tahapan berikutnya adalah seleksi yang mengharuskan para calon pencerah ini bertemu langsung dengan para penguji. Ada tiga jenis tes yang harus dijalani, antara lain tes wawancara, psikologi, dan Focus Group Discussion (FGD). Keseluruhannya memakan waktu satu hari sehingga seleksi tahap kedua ini dilaksanakan dalam waktu enam hari.
Dari seleksi tahap kedua ini, 35 orang dinyatakan lulus dan selanjutnya akan memasuki masa pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus s.d. 3 Oktober 2013.
Masa-masa Pelatihan
Di sinilah para calon pencerah bertemu satu sama lain, bertemu dengan rekan-rekan seprofesi maupun sepenempatan. Basecamp pelatihan kami di Museum Listrik dan Energi Baru, Taman Mini Indonesia Indah. Meskipun begitu, kami sering pergi ke tempat-tempat lain untuk mengikuti pelatihan yang telah ditentukan panitia.
Di awal, kami diberi pengarahan tentang pengenalan program, setting expectations, dan team building. Saat itulah kami lebih mengerti apa itu Pencerah Nusantara, latar belakang, dan sebagainya. Hal ini membuat kami semakin yakin akan pilihan kami saat ini: menjadi pencerah nusantara!
Kami juga berkesempatan melakukan audiensi dengan Kepala UKP4, Bapak Kuntoro Mangkusubroto. Masih teringat sekali akan pesan beliau yang kurang lebihnya begini, “Lakukan apa saja yang bisa kau lakukan, jangan peduli dengan suara sumbang disana (terkait berbagai kepentingan, dsb.) dan teruslah memberi arti dalam hidup ini. Senyum tulus dan rasa terima kasih dari orang yang kita bantu itu pasti kan memberikan kesan yang dalam bagi kita.”
Sharing Session with CEO GE Indonesia; Handry Satriago
Selain dengan Pak Kun, kami mendapatkan banyak sekali cerita dan inspirasi dari orang-orang yang luar biasa, seperti Yanuar Nugroho (UKP4 dan Dosen Manchester University), dr. Sofia Hage, Budi Setyarso (wartawan senior Tempo), Handry Satriago (CEO GE Indonesia), dan lain-lain. Paparan mengenai pengalaman-pengalaman beliau dalam berkontribusi untuk negeri ini dengan segala tantangannya menjadi sumber kekuatan tersendiri bagi kami.

Materi pelatihan yang diberikan sangat beragam, mulai dari pelatihan terkait dengan kompetensi medis yang meliputi Pelatihan Pelayanan Obstetri, Neonatal, dan Emergensi Dasar (PONED), Ilmu Kesehatan Anak, Pertolongan Pertama, Gizi Anak dan Infant Feeding, USG dan V-Scan, ada juga pelatihan terkait dengan Ilmu Kedokteran Komunitas yang terdiri dari Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Manajemen Puskesmas, Evaluasi Program, Diagnosis Komunitas, Pemberdayaan Masyarakat, Quality Assurance, Patient and Worker Safety, dan Posyandu. Pelatihan ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan RSUPN Cipto Mangunkusumo. Selain itu, kami juga berkesempatan terjun langsung ke Puskesmas di Jakarta untuk melihat dan melaksanakan secara langsung terkait dengan manajemen Puskesmas.

Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) di FK UI
Selain materi-materi di atas, kami juga mengikuti pelatihan kepemimpinan di Akademi Militer Magelang selama lima hari. Pengalaman ini menjadi momen yang sangat berharga karena disana kami dilatih kedisiplinan, bounding team, bela negara, survival, dan lain sebagainya.
Semakin komprehensif lagi dengan sesi seru bersama CIPG dimana kami melakukan live in. Ada yang berperan sebagai pemulung, pembersih toilet, pekerja di taman, pelayan toko, dan penjaga anjungan di TMII. Banyak sekali hal yang kami dapatkan dari sesi ini. Dengan mengalami sendiri menjadi ‘orang kecil’ ini, kami menjadi semakin mengerti dan memahami apa yang biasanya mereka rasakan di kesehariannya. Meskipun live-in ini hanya sehari, berharap sangat agar ini menjadi sesuatu yang nantinya berguna saat live-in selama satu tahun di penempatan atau bahkan setelahnya.

Suasana Briefing sebelum Menjalani Live-in di TMII
Terkait dengan peran kami di masyarakat nanti, yaitu sebagai supporting system yang sudah ada, kami juga mendapatkan pelatihan bagaimana cara menggerakkan masyarakat/ community mobolization bersama MercyCorps. Pelatihan tentang cara melakukan konseling bersama Lembaga Penelitian Psikologi (LPPsi) UI, dan cara menjadi fasiilitator yang baik bersama Bank BTPN.



Setahun untuk Indonesia yang Lebih Cerah
Serangkaian acara pelatihan telah kami lalui. Tibalah saatnya dilantik menjadi pencerah yang baru, Pencerah Nusantara Angkatan kedua. Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, seperti mitra Pencerah Nusantara (GE Foundation, CIPG, InSpirit, Kompas, dll) dan tentunya Prof. Nila Djuwita Moeloek selaku Utusan Khusus Presiden untuk MDGs.
Suasana Pelantikan PN Amgkatan Kedua

Indonesia tanah airku,
Tanah tumpah darahku,
Di sanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
dst ....
Saat lagu kebangsaan itu berkumandang, satu persatu dari kami maju, mencium bendera Merah Putih dengan khidmat, kemudian Prof. Nila menyematkan pin yang akan menjadi kebanggan sekaligus pengingat selama tugas setahun ke depan. Pengingat bahwa kami membawa pin bergambar bendera yang menjadi lambang pemersatu bangsa kami tercinta. Beberapa tak sanggup menahan rasa haru, bangga, dan lain sebagainya sehingga meneteskan air mata. Itulah momen pelantikan Pencerah Nusantara Angkatan Kedua. Momen yang akan selalu kami ingat tidak hanya untuk setahun ke depan, tapi sepanjang hidup kami.
Audiensi dengan Wakil Presiden RI
Foto Bersama Usai Audiensi dengan Wakil Presiden
Keesokan harinya, kami berkesempatan melakukan audiensi dengan Wakil Presiden RI, Bapak Budiono di Sekretariat Wakil Presiden. Pak Wapres sangat mendukung program ini dan berpesan kepada kami bahwa untuk melakukan perubahan, aspek yang paling penting adalah manusianya, yaitu manusia yang berkualitas. Sedangkan kelompok usia yang paling strategis untuk diintervensi adalah anak-anak, karena masa depan mereka masih panjang dan mudah untuk diberi pemahaman yang baru.

Saatnya berpisah...
Pemberangkatan tim pencerah angkatan kedua dibagi menjadi 3 ‘kloter’. Pertama, ada tim Berau, Ogotua, Lindu, dan Tosari yang berangkat pagi-pagi tanggal 3 Oktoober 2013. Siangnya, sekitar pukul 11.00, tim Karawang berangkat dengan mobil yang sangat nyaman dengan dibekali berbagai barang untuk diberikan kepada Posyandu di sana. Keesokan harinya, tim Mentawai dan Ende juga bertolak ke lokasi masing-masing.
Isak-tangis mengiringi perpisahan kami. Akan tetapi, masing-masing saling menyemangati untuk berbuat semaksimal mungkin di penempatan dan pada akhirnya akan kembali lagi setahun yang akan datang dengan keadaan yang lebih baik, karena telah melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain.
Dari sinilah kami memulai langkah kami, para Pencerah Nusantara Angkatan Kedua.

Sepenuh Hati Mengabdi untuk Indonesia yang Lebih Cerah :)