Friday 1 August 2014

Community Led Total Sanitation (CLTS) Sebagai Langkah Awal dalam Mewujudkan Pakisjaya Stop BABS


Masyarakat Pakisjaya merupakan masyarakat yang masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan. Saluran irigiasi yang menjadi saluran perairan sawah justru menjadi tempat MCK (mandi Cuci Kakus) oleh sebagian masyarakat. selain itu lahan kebun, tambak yang luas dan pantai sering menjadi tempat buang air besar sembarangan oleh masyarakat. Kebiasaan masyarakat tersebut merupakan kebiasaan dari dulu hingga sekarang yang sangat sulit untuk diubah. Sebagai langkah awal dalam mengubah mereka adalah dengan mengadakan pemicuan stop buang air besar semabarangan dengan menggunakan metode CLTS (Community Led Total Sanitation) atau sering disebut   sebagai sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).

Kegiatan yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini bertujuan untuk memicu masyarakat agar memiliki pemahaman akan bahaya yang ditimbulkan ketikan buang air besar sembarangan sehingga masyarakat tersebut memiliki kesadaran  untuk tidak buang air besar sembarangan.

Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan lintas sektor yaitu  Mitra dari NGO Mercy Corps Indonesia, Pokja Sanitasi dan air bersih yang telah di bentuk, bagian kesehatan Lingkungan Puskesmas Pakisjaya , Ibu PKK, Bidan Desa, Kader Posyandu, serta pemerintah desa dan kecamatan.

Pemicuan ini berlangsung diawali dengan sambutan oleh kepala desa yang dilanjutkan dengan pemicuan oleh tim Pencerah Nusantara dan Mercy Corps. Pemicuan ini dilaksanakan dengan membuat lingkarang dan fasilitator berada di tengah untuk memberikan instruksi. Intruksi pertama dari fasilitator adalah dengan mengajak peserta untuk berkenalan semua peserta dan lingkungan sekitar. Untuk berkenalan lingkungan sekitar, fasilitator menginstrksikan kepada perwakilan tokoh masyarakat untuk membuat peta di tanah dengan bahan kapur yang telah disediakan. Setelah itu fasilitator meminta masyarakat untuk menandai letak rumah masing-masing di dalam peta kemudian fasilitator mulai memicu rasa malu dan jijik peserta dengan menanyakan dimana tempat biasanya BAB dan memintanya untuk menandai dengan menggunakan bahan dedak yang telah disediakan. Suara gemuruh pun mulai terdengar, ada yang tertawa dan memberi tanda tempat BAB-nya dan ada pula yang malu untuk membri tanda.

selanjutnya fasilitator mengajak pserta untuk mengamati tinja yang beserakan dimana-mana. Selanjutnya fasilitator mengajak peserta yang BABS tersebut untuk menghitung beratnya kotoran di masing masing keluarganya  sehingga menibulkan pemahaman bahwa tanpa disadari ternyata sekian banyaknya tinja yang berserakan di sekitar rumah kita yang dapat menjadi sumber penyakit. Selanjutnya masyarakat diajak oleh fasilitator untuk mengunjungi tempat biasanya BAB untuk melihat langsung tinjaanya sendiri dan memicu rasa jijiknya dengan mengambil sedikit kotoran tersebut dan memasukkannya ke air minum dan menyuruh apakah ada peserta yang berani minum air yang telah ada tinjanya tersebut, dan ternyata semua peserta tidak ada yang berani karena airnya telah tercemar. Begitulah ibaratnya tinja tersebut tanpa disadari telah dikonsumsi bersama makanan dengan peratara lalat, kecoa dan lain-lain.   

Demikianlah proses pemicuan ini berlanjut, peserta dalam kegiatan ini telah melihat secara langsung proses bagaimana tinja bisa sampai ke mulut tanpa disadari. Rasa jijik pun muncul dari masyarakat, tentunya dengan harapan mereka dapat memiliki peningkatan keadaran untuk tidak buang air besar sembarangan. Kegiatan semacam ini merupakan hal baru yang dilaksankan di kecamatan Pakisjaya ini, oleh karena itu kami dari Tim Pencerah Nusantara bersama mercy Corps Indonesia diharapkan nantinya pokja kerja sama dengan bagian kesehatan lingkungan puskesmas dalam meningkatkan kegiatan pemicuan ini. 

Andika-Pemerhati Kesehatan @dhikaaja