Jum’at,
5 Desember 2014, Bidan Koordinator Puskesmas Pakisjaya menerima laporan dari
Bidan Desa Tanah Baru bahwa di daerahnya ada ibu hamil yang baru saja
meninggal. Dari berita singkat yang didapatkan, Ny. N meninggal di kehamilan 7
bulan karena keluhan sesak. Namun berita tersebut masih belum jelas. Untuk
melacak dan memastikan penyebab dari kematian ibu hamil di Desa Tanah Baru, Tim
Pencerah dan Bidan Koordinator berencana melakukan kunjungan ke rumah keluarga
ibu hamil yang meninggal tersebut.
Selasa,
9 Desember 2014, Tim Pencerah dan Bidan Koordinator Puskesmas Pakisjaya
melakukan kunjungan ke rumah keluarga alm Ny. N yang berada di RT/RT 03/01
Dusun Bugis Selatan Desa Tanah Baru Kecamatan Pakisjaya Kabupaten Karawang.
Rumahnya tepat di samping tanggul Sungai Citarum. Kedatangan kami disambut
hangat oleh suami alm Ny. N yaitu Tn. N. Setelah memperkenalkan diri dan
menjelaskan maksud serta tujuan kunjungan, Bidan Desa dan Tim Pencerah
menanyakan tentang Buku KIA yang dimiliki oleh alm Ny. N selama kehamilan.
Adanya Buku KIA ini memudahkan pengkajian dan penelusuran penyebab kematian
pada saat kehamilan. Hampir 15 menit Tn. N mencari Buku KIA di rumahnya dan
rumah orang tua nya yang berada tidak jauh dari rumahnya. Namun pencarian itu
sia-sia. Tn. N tidak menemukan Buku KIA nya. Sebagian besar kesadaran para ibu
hamil di sini tentang pentingnya membawa Buku KIA saat periksa dan menyimpannya
masih rendah. Hal ini menyebabkan riwayat kesehatan semasa kehamilan tidak
terdokumentasikan. Kami pun terkendala dalam mengkaji riwayat kesehatan saat
kehamilan alm Ny. N dikarenakan tidak adanya Buku KIA.
Berdasarkan
informasi yang dikemukakan oleh Tn. N bahwa alm Ny. N 35 tahun meninggal dengan
usia kehamilan kurang lebih 28 minggu. Alm. Ny. N meninggal pada hari Kamis 4
Desember 2014 pukul 20.30 di jalan menuju Puskesmas Batujaya. Alm Ny. N
beberapa akhir ini memang sering mengeluhkan sesak napas dan nyeri di bagian
ulu hati. Sesak dan nyeri semakin hebat di hari itu juga. Sebelum membawa ke
bidan terdekat, Tn. N membawa Ny. N ke dukun. Alasan Tn. N membawa ke dukun
adalah untuk memastikan posisi janin. Tn. N beranggapan posisi janinnya
bermasalah sehingga menggangu pernapasan istrinya. Beberapa masyarakat sini
juga percaya bahwa dukun mampu memperbaiki posisi bayi dalam kandungan hanya
dengan cara memegang perutnya. Melihat kondisinya yang sudah kritis, dukun
tidak berani memegang Ny. N dan dukun tersebut menyarankan untuk langsung dibawa
ke bidan terdekat. Pukul 19.00 di hari itu juga Ny. N langsung dibawa ke bidan
terdekat yang juga merupakan Bidan Desa Tanah Baru. Bidan Desa pun tidak berani
memberikan tindakan karena kondisinya sudah kritis. Bidan Desa menyarankan
untuk segera dirujuk ke rumah sakit atau ke Puskesmas Batujaya. Proses merujuk
membutuhkan waktu lama karena Tn. N harus mencari mobil terlebih dahulu. Mobil
sudah siap dan langsung menuju Puskesmas Batujaya. Kondisi Ny. N pun semakin
kritis. Belum sampai Puskesmas Batujaya, Ny. N semakin kritis dan menunjukkan
tanda-tanda kematian. Melihat kondisi seperti ini, Tn. N berniat untuk berhenti
di rumah Mantri terdekat di daerah tersebut. Namun Mantri tidak ada di rumah
sehingga langsung menuju Puskesmas Batujaya. Sesampainya di Puskesmas Batujaya
kondisi Ny. N sudah pucat dan mulut mengeluarkan busa. Kondisi Ny. N dinyatakan
sudah meninggal oleh Petugas Puskesmas Batujaya.
Dikehidupan
sehari-harinya, Ny. N dikenal pendiam dan tertutup oleh tetangga sekitar. Dia
pun jarang menceritakan dan mengeluhkan tentang kehamilannya ke tetangga. Ny. N
juga jarang memeriksakan kehamilannya di Posyandu. Ny. N meninggal pada
kehamilan yang ketiga. Riwayat kehamilan dan kelahiran anak pertama dan kedua
lancar dan tidak ada masalah. Di Kehamilan yang ketiga ini Ny. N baru sadar
bahwa dia hamil dan memeriksakan kehamilannya ke Bidan Desa saat kehamilannya
berusia 8 minggu. Dari hasil pemeriksaan di Bidan saat usia kehamilan kurang
lebih 22 minggu menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik mencapai 150 mmHg.
Bidan sudah menyarankan untuk mengurangi konsumsi garam, jeroan, dan gorengan.
Semakin hari kondisi semakin memburuk. Tekanan darah sistolik mencapai 210
mmHg, kaki dan tangan membengkak, sulit buang air kecil dan nyeri abdomen di
kuadran kanan atas. Tn. N menyatakan bahwa Ny. N tidak mempunyai penyakit
hipertensi sebelum kehamilan. Saat kehamilan yang pertama dan kedua pun tekanan
darahnya tidak pernah tinggi.
Kami
pun dapat menarik kesimpulan penyebab kematian Ny. N karena preeklampsia berat.
Kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan
membuat tekanan darah Ny. N tidak terkontrol. Keluarga masih belum mengetahui
dan menyadari bahaya tekanan darah tinggi pada kehamilan. Tekanan darah tinggi
pada kehamilan dapat berujung pada kematian. Kami menekan kan kepada keluarga
tentang bahaya tekanan darah tinggi pada kehamilan agar kejadian seperti ini
tidak terjadi lagi dilingkungan Desa Tanah Baru khususnya. Nampaknya tidak
hanya pada keluarga Tn. N, tetapi juga kebanyakan masyarakat Desa Tanah Baru
pada khususnya dan Kecamatan Pakisjaya pada umumnya belum menyadari dan
mengetahui tentang bahaya tekanan darah tinggi saat kehamilan. Itulah tugas
kami Tim Pencerah dan Bidan Desa untuk menyadarkan dan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang tekanan darah tinggi saat kehamilan dan pentingnya
pemeriksaan kehamilan secara rutin.
Ns. Mustafidz, S.Kep