Masyarakat Pakisjaya merupakan masyarakat yang
masih memiliki kebiasaan buang air besar sembarangan. Saluran irigiasi yang
menjadi saluran perairan sawah justru menjadi tempat MCK (mandi Cuci Kakus)
oleh sebagian masyarakat. selain itu lahan kebun, tambak yang luas dan pantai sering
menjadi tempat buang air besar sembarangan oleh masyarakat. Kebiasaan
masyarakat tersebut merupakan kebiasaan dari dulu hingga sekarang yang sangat
sulit untuk diubah. Sebagai langkah awal dalam mengubah mereka adalah dengan
mengadakan pemicuan stop buang air besar semabarangan dengan menggunakan metode CLTS (Community Led Total
Sanitation) atau sering disebut sebagai
sanitasi total berbasis masyarakat (STBM).
Kegiatan yang dilaksanakan sejak bulan Maret
2014 ini bertujuan untuk memicu masyarakat agar memiliki pemahaman akan bahaya
yang ditimbulkan ketikan buang air besar sembarangan sehingga masyarakat
tersebut memiliki kesadaran untuk tidak
buang air besar sembarangan.
Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan lintas
sektor yaitu Mitra dari NGO Mercy Corps
Indonesia, Pokja Sanitasi dan air bersih yang telah di bentuk, bagian kesehatan
Lingkungan Puskesmas Pakisjaya , Ibu PKK, Bidan Desa, Kader Posyandu, serta pemerintah
desa dan kecamatan.
Pemicuan ini berlangsung diawali dengan
sambutan oleh kepala desa yang dilanjutkan dengan pemicuan oleh tim Pencerah
Nusantara dan Mercy Corps. Pemicuan ini dilaksanakan dengan membuat lingkarang
dan fasilitator berada di tengah untuk memberikan instruksi. Intruksi pertama
dari fasilitator adalah dengan mengajak peserta untuk berkenalan semua peserta
dan lingkungan sekitar. Untuk berkenalan lingkungan sekitar, fasilitator
menginstrksikan kepada perwakilan tokoh masyarakat untuk membuat peta di tanah
dengan bahan kapur yang telah disediakan. Setelah itu fasilitator meminta
masyarakat untuk menandai letak rumah masing-masing di dalam peta kemudian fasilitator
mulai memicu rasa malu dan jijik peserta dengan menanyakan dimana tempat
biasanya BAB dan memintanya untuk menandai dengan menggunakan bahan dedak yang
telah disediakan. Suara gemuruh pun mulai terdengar, ada yang tertawa dan memberi
tanda tempat BAB-nya dan ada pula yang malu untuk membri tanda.
selanjutnya fasilitator mengajak pserta untuk
mengamati tinja yang beserakan dimana-mana. Selanjutnya fasilitator mengajak
peserta yang BABS tersebut untuk menghitung beratnya kotoran di masing masing
keluarganya sehingga menibulkan
pemahaman bahwa tanpa disadari ternyata sekian banyaknya tinja yang berserakan
di sekitar rumah kita yang dapat menjadi sumber penyakit. Selanjutnya
masyarakat diajak oleh fasilitator untuk mengunjungi tempat biasanya BAB untuk
melihat langsung tinjaanya sendiri dan memicu rasa jijiknya dengan mengambil
sedikit kotoran tersebut dan memasukkannya ke air minum dan menyuruh apakah ada
peserta yang berani minum air yang telah ada tinjanya tersebut, dan ternyata
semua peserta tidak ada yang berani karena airnya telah tercemar. Begitulah ibaratnya
tinja tersebut tanpa disadari telah dikonsumsi bersama makanan dengan peratara
lalat, kecoa dan lain-lain.
Demikianlah proses pemicuan ini berlanjut, peserta dalam kegiatan ini
telah melihat secara langsung proses bagaimana tinja bisa sampai ke mulut tanpa
disadari. Rasa jijik pun muncul dari masyarakat, tentunya dengan harapan mereka
dapat memiliki peningkatan keadaran untuk tidak buang air besar sembarangan. Kegiatan
semacam ini merupakan hal baru yang dilaksankan di kecamatan Pakisjaya ini,
oleh karena itu kami dari Tim Pencerah Nusantara bersama mercy Corps Indonesia diharapkan
nantinya pokja kerja sama dengan bagian kesehatan lingkungan puskesmas dalam
meningkatkan kegiatan pemicuan ini.
Andika-Pemerhati Kesehatan @dhikaaja
Andika-Pemerhati Kesehatan @dhikaaja