Pencerah Nusantara Angkatan Kedua bersama Koordinator Program; Ibu Diah Saminarsih |
Dalam rangka percepatan pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs), Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs menginisiasi beberapa
program terkait dengan bidang kesehatan, salah satunya adalah Pencerah
Nusantara (PN). Program ini telah berjalan satu tahun terhitung Oktober 2013
dengan menerjunkan tim yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, dan pemerhati
kesehatan di tujuh wilayah penempatan.
Mereka yang telah terjun ke tujuh penempatan itu, yaitu para
pencerah angkatan pertama, telah ditarik dari wilayah penugasan pada tanggal 24
Oktober 2013. Untuk setahun ke depan, tujuh titik penempatan itu akan diisi
oleh para pencerah angkatan kedua. Sama halnya dengan angkatan pertama, PN
angkatan kedua juga menjalani beberapa tahapan sebelum akhirnya berkontribusi
di penempatan yang telah ditentukan.
Proses Seleksi Angkatan Kedua
Tahap pertama yang wajib dilalui oleh para calon pencerah
adalah pendaftaran via online. Mengisi riwayat hidup dan beberapa pertanyaan
dalam bentuk essai singkat. Dari sini, ada 139 yang dinyatakan lolos.
Tahapan berikutnya adalah seleksi yang mengharuskan para
calon pencerah ini bertemu langsung dengan para penguji. Ada tiga jenis tes
yang harus dijalani, antara lain tes wawancara, psikologi, dan Focus Group
Discussion (FGD). Keseluruhannya memakan waktu satu hari sehingga seleksi tahap
kedua ini dilaksanakan dalam waktu enam hari.
Dari seleksi tahap kedua ini, 35 orang dinyatakan lulus dan
selanjutnya akan memasuki masa pelatihan yang dilaksanakan pada tanggal 25
Agustus s.d. 3 Oktober 2013.
Masa-masa Pelatihan
Di sinilah para calon pencerah bertemu satu sama lain,
bertemu dengan rekan-rekan seprofesi maupun sepenempatan. Basecamp pelatihan
kami di Museum Listrik dan Energi Baru, Taman Mini Indonesia Indah. Meskipun
begitu, kami sering pergi ke tempat-tempat lain untuk mengikuti pelatihan yang
telah ditentukan panitia.
Di awal, kami diberi pengarahan tentang pengenalan program,
setting expectations, dan team building. Saat itulah kami lebih mengerti apa
itu Pencerah Nusantara, latar belakang, dan sebagainya. Hal ini membuat kami
semakin yakin akan pilihan kami saat ini: menjadi pencerah nusantara!
Kami juga berkesempatan melakukan audiensi dengan Kepala
UKP4, Bapak Kuntoro Mangkusubroto. Masih teringat sekali akan pesan beliau yang
kurang lebihnya begini, “Lakukan apa saja yang bisa kau lakukan, jangan peduli
dengan suara sumbang disana (terkait berbagai kepentingan, dsb.) dan teruslah
memberi arti dalam hidup ini. Senyum tulus dan rasa terima kasih dari orang
yang kita bantu itu pasti kan memberikan kesan yang dalam bagi kita.”
Sharing Session with CEO GE Indonesia; Handry Satriago |
Selain dengan Pak Kun, kami mendapatkan banyak sekali cerita
dan inspirasi dari orang-orang yang luar biasa, seperti Yanuar Nugroho (UKP4
dan Dosen Manchester University), dr. Sofia Hage, Budi Setyarso (wartawan senior
Tempo), Handry Satriago (CEO GE Indonesia), dan lain-lain. Paparan mengenai
pengalaman-pengalaman beliau dalam berkontribusi untuk negeri ini dengan segala
tantangannya menjadi sumber kekuatan tersendiri bagi kami.
Materi pelatihan yang diberikan sangat beragam, mulai dari
pelatihan terkait dengan kompetensi medis yang meliputi Pelatihan Pelayanan
Obstetri, Neonatal, dan Emergensi Dasar (PONED), Ilmu Kesehatan Anak, Pertolongan
Pertama, Gizi Anak dan Infant Feeding, USG dan V-Scan, ada juga pelatihan terkait
dengan Ilmu Kedokteran Komunitas yang terdiri dari Program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA), Manajemen Puskesmas, Evaluasi Program, Diagnosis Komunitas,
Pemberdayaan Masyarakat, Quality Assurance, Patient and Worker Safety, dan
Posyandu. Pelatihan ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia dan RSUPN Cipto Mangunkusumo. Selain itu, kami juga berkesempatan
terjun langsung ke Puskesmas di Jakarta untuk melihat dan melaksanakan secara
langsung terkait dengan manajemen Puskesmas.
Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) di FK UI |
Selain materi-materi di atas, kami juga mengikuti pelatihan
kepemimpinan di Akademi Militer Magelang selama lima hari. Pengalaman ini
menjadi momen yang sangat berharga karena disana kami dilatih kedisiplinan,
bounding team, bela negara, survival, dan lain sebagainya.
Semakin komprehensif lagi dengan sesi seru bersama CIPG
dimana kami melakukan live in. Ada yang berperan sebagai pemulung, pembersih
toilet, pekerja di taman, pelayan toko, dan penjaga anjungan di TMII. Banyak
sekali hal yang kami dapatkan dari sesi ini. Dengan mengalami sendiri menjadi
‘orang kecil’ ini, kami menjadi semakin mengerti dan memahami apa yang biasanya
mereka rasakan di kesehariannya. Meskipun live-in ini hanya sehari, berharap
sangat agar ini menjadi sesuatu yang nantinya berguna saat live-in selama satu
tahun di penempatan atau bahkan setelahnya.
Suasana Briefing sebelum Menjalani Live-in di TMII |
Terkait dengan peran kami di masyarakat nanti, yaitu sebagai
supporting system yang sudah ada, kami juga mendapatkan pelatihan bagaimana
cara menggerakkan masyarakat/ community mobolization bersama MercyCorps.
Pelatihan tentang cara melakukan konseling bersama Lembaga Penelitian Psikologi
(LPPsi) UI, dan cara menjadi fasiilitator yang baik bersama Bank BTPN.
Setahun untuk Indonesia yang Lebih Cerah
Serangkaian acara pelatihan telah kami lalui. Tibalah
saatnya dilantik menjadi pencerah yang baru, Pencerah Nusantara Angkatan kedua.
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, seperti mitra Pencerah Nusantara (GE
Foundation, CIPG, InSpirit, Kompas, dll) dan tentunya Prof. Nila Djuwita Moeloek
selaku Utusan Khusus Presiden untuk MDGs.
Suasana Pelantikan PN Amgkatan Kedua |
Indonesia
tanah airku,
Tanah tumpah
darahku,
Di sanalah
aku berdiri
Jadi pandu
ibuku
dst ....
Saat lagu kebangsaan itu berkumandang, satu persatu dari
kami maju, mencium bendera Merah Putih dengan khidmat, kemudian Prof. Nila
menyematkan pin yang akan menjadi kebanggan sekaligus pengingat selama tugas
setahun ke depan. Pengingat bahwa kami membawa pin bergambar bendera yang
menjadi lambang pemersatu bangsa kami tercinta. Beberapa tak sanggup menahan
rasa haru, bangga, dan lain sebagainya sehingga meneteskan air mata. Itulah
momen pelantikan Pencerah Nusantara Angkatan Kedua. Momen yang akan selalu kami
ingat tidak hanya untuk setahun ke depan, tapi sepanjang hidup kami.
Audiensi dengan Wakil Presiden RI
Foto Bersama Usai Audiensi dengan Wakil Presiden |
Keesokan harinya, kami berkesempatan melakukan audiensi
dengan Wakil Presiden RI, Bapak Budiono di Sekretariat Wakil Presiden. Pak
Wapres sangat mendukung program ini dan berpesan kepada kami bahwa untuk
melakukan perubahan, aspek yang paling penting adalah manusianya, yaitu manusia
yang berkualitas. Sedangkan kelompok usia yang paling strategis untuk
diintervensi adalah anak-anak, karena masa depan mereka masih panjang dan mudah
untuk diberi pemahaman yang baru.
Saatnya berpisah...
Pemberangkatan tim pencerah angkatan kedua dibagi menjadi 3
‘kloter’. Pertama, ada tim Berau, Ogotua, Lindu, dan Tosari yang berangkat
pagi-pagi tanggal 3 Oktoober 2013. Siangnya, sekitar pukul 11.00, tim Karawang
berangkat dengan mobil yang sangat nyaman dengan dibekali berbagai barang untuk
diberikan kepada Posyandu di sana. Keesokan harinya, tim Mentawai dan Ende juga
bertolak ke lokasi masing-masing.
Isak-tangis mengiringi perpisahan kami. Akan tetapi,
masing-masing saling menyemangati untuk berbuat semaksimal mungkin di
penempatan dan pada akhirnya akan kembali lagi setahun yang akan datang dengan
keadaan yang lebih baik, karena telah melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk
orang lain.
Dari sinilah kami memulai langkah kami, para Pencerah
Nusantara Angkatan Kedua.
Sepenuh Hati Mengabdi untuk Indonesia yang Lebih Cerah :)
0 komentar:
Post a Comment