“Untuk
menjadikan yang tidak ada menjadi ada itu mudah, untuk meningkatkan dan
mempertahankan yang kini sudah ada itu jauh lebih sulit.”
Kalimat itu disampaikan Ibu Diah Saminarsih ketika
Training sebelum keberangkatan bulan Agustus lalu. ini berkaitan dengan tugas
kami sebagai Pencerah Nusantara angkatan ke-tiga yang diharapkan bisa meninggalkan
program-program yang akan terus bisa ditingkatkan dan dilanjutkan oleh para
petugas kesehatan di tatanan kesehatan primer yaitu Puskesmas. sehingga saat
satu tahun yang akan datang kami bisa meninggalkan daerah penempatan dengan
elegan, dengan catatan keberlanjutan program-program akan dilaksanakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan tersebut. untuk itu sebelum keberangkatan, kami
ditempa dengan berbagai materi terkait bidang keilmuan kami yang tiap tim
terdiri dari dokter, perawat, bidan dan dua orang pemerhati kesehatan.
Training
sebelum keberangkatan itu telah berlalu, dan kini kami telah melalui waktu satu
bulan lebih di daerah penempatan di Karawang. Hari itu Selasa, 16 September
2014 kami Tim Karawang yang terdiri dari dr. Dianing Latifah seorang dokter
sekaligus team leader, Mustafidz seorang perawat, Fitri Yanti seorang bidan dan
Farahdilla Lailatul Qori’ah dan Happy Ari Satyani sebagai pemerhati Kesehatan
Masyarakat dilepas dari lokasi training di Museum Listrik dan Energi Baru,
TMII. Saat tim lain masih memanfaatkan waktu mereka untuk menyiapkan
keperluan-keperluan menuju daerah penempatan, kami yang lokasi penempatannya
paling dekat berangkat lebih dahulu.
Tidak
ada perbedaan pemandangan selama perjalanan Jakarta-Karawang, kecuali setelah
keluar tol Karawang Barat. Kami melewati aliran sungai yang tak putus-putus dan
jalan yang mulai bergoyang. Dan kondisi itu tetap sama hingga kami tiba di
lokasi penempatan, Kecamatan Pakis Jaya. Hanya sedikit yang berbeda, semakin
menjauh dari Jakarta, sepanjang aliran sungai semakin banyak helikopter di
pinggirannya. Kami tiba di Pakis Jaya saat menjelang maghrib, saat kami baru
saja terbangun menghadapi kenyataan itu. sore itu kami disambut dengan sukacita
oleh PN 2 yang akan segera berakhir masa tugasnya.
Keesokan
harinya kami juga segera disambut oleh kegiatan yang dilaksanakan tiga hari
berturut-turut, Pelatihan kader Pendamping Makanan Bayi dan Anak (PMBA).
Pelathan itu dilaksanakan di desa binaan, Desa Tanjung Pakis, dengan peserta
para kader posyandu. Tanjung Pakis adalah sebuah desa di wilayah pesisir Pakis
Jaya. Cukup excited dengan kegiatan
pelatihan itu yang sekaligus bisa berkenalan dengan para kader. Melalui
kegiatan pertama itu juga, kesan pertama yang tampak para kader Posyandu disana
sudah aktif. Itu juga membuat kami optimis dengan tujuan kami datang ke daerah
ini, yaitu memandirikan masyarakat terkait program kesehatan.
Selama
dua minggu kami bersama PN 2 melakukan Handover
kegiatan. Selama dua minggu itu kami berkenalan dengan para stakeholder
antara lain Dinas Kesehatan, BPLH (Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup), UPTD
untuk kegiatan yang melibatkan sekolah, berkenalan dengan beberapa perangkat
desa yang ada melalui minggon desa dan tidak lupa seluruh team kerja Puskesmas
tempat kami bertugas. Selain itu kami
juga berkenalan dengan para Pokja (Kelompok Kerja) dari program-program yang
telah dibentuk dan akan kami lanjutkan dan juga berkenalan dengan para kader
Posyandu.
Setelah
masa handover itu, sudah banyak yang kami lalui di sini. Selain kami mulai
membuat perencanaan untuk program kerja kami selama satu tahun kedepan, kami
juga tetap melakukan pelayanan dan terus melakukan follow up untuk program yang
membutuhkan keberlanjutan. Kami turut berpartisipasi untuk kegiatan pelayanan
di dalam dan di luar gedung untuk mengenali permasalahan-permasalahan program
di lapangan. Kami mengikuti kegiatan Posyandu di beberapa dusun untuk
mengevaluasi kembali cara kerja di posyandu-posyandu itu, mengikuti kelas ibu
hamil di delapan desa yang ada, follow
up kegiatan STBM untuk program Stop BABS, melakukan pelayanan Poskesdes
(Pos Kesehatan Desa) untuk desa yang cukup jauh aksesnya terhadap pelayanan
kesehatan, selain itu kami juga mengunjungi bayi Gizi Buruk, ibu hamil Risiko
Tinggi (Risti) dan melakukan otopsi verbal untuk kasus kematian bayi di salah
satu desa. Di luar itu kami berdiskusi banyak terkait program-program kesehatan
dengan para pemegang kepentingan yang ada.
Dari
kegiatan-kegiatan tersebut kami mulai bisa memilah siapa-siapa saja sumber
kekuatan dan orang-orang yang perlu didorong untuk mencapai tujuan-tujuan
program di layanan kesehatan Primer. kami juga mulai menelaah sumber-sumber
yang akan bisa kami manfaatkan untuk membantu kinerja program-program tersebut.
meskipun tidak dapat kami pungkiri bahwa kami juga bertemu sumber-sumber
hambatan yang bisa kapan saja mematahkan semangat kami. Melalui proses ini kami
hanya berharap mimpi yang telah kami bangun akan tetap sama selama satu tahun
kedepan. Mimpi meningkatkan dan mempertahankan kondisi yang sudah ada ini untuk
pelayanan kesehatan primer yang lebih baik.
Karawang, 02 November 2014
Happy Ari Satyani
0 komentar:
Post a Comment