Monday 28 July 2014

Posko Banjir : Pelayanan Kesehatan di Tengah Keresahan Korban Banjir Sungai Citarum


Kecamatan pakisjaya merupakan salah satu kecamatan yang dilalui oleh sungai Citarum, sekaligus menjadi hilir petemuan antara  sungai Citarum dengan laut Jawa. Tiga dusun dari dua desa berada di dalam tanggul penahan sungai Citarum, yaitu dusun Tenjo Jaya dan Tanjung Jaya yang masuk dalam wilayah desa Teluk Buyung serta dusun Balong desa Teluk Jaya

Setiap musim hujan tiba yang mengakibatkan peningkatan debit air Citarum naik maka secara otomatis 3 dusun tersebut terendam banjir, tahun ini musim hujan terjadi pada awal tahun, pada bulan Januari beberapa kali terjadi peningkatan debit air dan pada puncaknya pada tanggal 16 Januari Citarum meluap terjadi banjir dengan ketinggian yan g bervariasi, mulai 50 cm hingga 2,5 meter, beberapa rumah hanya atap rumah yang terlihat, warga yang rumahnya terendam dihimbau untuk mengungsi.

Terdapat banyak lokasi yang menjadi tempat pengungsian antara lain: Kantor Desa Teluk Buyung, sepanjang tanggul, rumah kepala desa Telukjaya dan sebagian kecil lainnya mengungsi ke sanak saudara yang berada di luar tanggul.
Dengan kondisi yang seperti itu kuman penyakit banyak menjangkit para korban banjir, mulai gatal-gatal, kutu air, demam, ISPA, diare, dan penyakit lainnya. Puskesmas membuka posko banjir yang dipusatkan pada PUSTU yang berada tepat di sebelah kantor desa yang juga menjadi tempat pengungsian, kegiatan Posko banjir sebagian besan dengan memberikan pengobatan pada korban banjir, pustu melayani korban banjir 24 jam penuh, 3 shift, melibatkan seluruh pegawai puskesmas dengan system jadwal bergilir. Selain di pustu, juga mengadakan pengobatan keliling, dilaksanakan oleh tim pusling puskesmas Pakisjaya. 

Tim pencerah Nusantara terlibat penuh dalam posko selama banjir terjadi, jaga posko bergantian 24 jam, juga melaksanakan pengobatan gratis bersama puskesmas, di area pengungsian maupun terjun langsung ke area banjir. Air citarum mulai surut, pada tanggal 24 januari posko banjir dibubarkan, pustu kembali pada kegiatan rutin, pelayanan pada pagi hari saja. Terhitung delapan kali air citarum naik sejak posko ditutup, namun air tidak setinggi sebelumnya, hanya berkisar 5 – 10 cm, dan masyarakat memilih bertahan dirumahnya

0 komentar:

Post a Comment